Diwaktu yang cerah dan semilir ini saya akan berbagi makalah tentang Budidaya Jamur tiram yang telah saya lakoni bersama rekan-rekan saya selama kurang lebih 3 bulan. bagi teman-teman semua semoga makalah yang saya buat ini yang mencari dari berbagai refernsi dari internet lalu saya gabung menjadi satu bagian yang kurang lebih mendekati sempurna ini.... eee... ciiiieee sempurna *plakkk hahaha.... nggak... nggak... :D.
semoga makalah yang saya buat selama sehari. alias SKS ( Sistem Kebut Semalam) dapat bermanfaat dan membantu teman-teman dalam mengerjakan tugas. Kritik dan saran saya terima. Terima Kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Usaha budidaya jamur tiram
seringkali mengalami kegagalan karena teknik dan cara budidaya yang kurang
benar. Meskipun gampang, perlu diperhatikan faktor-faktor seperti lingkungan,
kebersihan, serta konsistensi selama perawatan. Jika faktor-faktor tersebut
tidak bisa dipenuhi dengan baik maka hasilnya pun kurang optimal bahkan besar
kemungkinan berpotensi mendatangkan kegagalan. oleh karena itu harus ada
pengetahuan khusus terhadap budidaya tersebut.
Jamur tiram putih berwarna putih
agak krem dengan diameter tubuh 3-14 cm. Jamur ini memiliki miselium.
Tubuh buah jamur inilah yang bernilai ekonomis tinggi dan menjadi tujuan dari
budidaya jamur tiram. Teknik budidaya jamur tiram mulai dari persiapan hingga
pasca panen sangat perlu diperhatikan agar pelaku usaha benar-benar memahami
sehingga lebih menguasai dalam pemeliharaan maupun pengendalian hama tanaman.
Sehingga tidak kegagalan dalam usaha budidaya jamur ini.
Jamur tiram dapat tumbuh dan
berkembang dalam media yang terbuat dari serbuk kayu yang dikemas dalam kantong
plastic. Pertumbuhan jamur tiram sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
sekitarnya. Oleh karena itu, kita harus mengetahui mengenai kondisi yang cocok
untuk pertumbuhannya sebelum kita melakukan budidaya jamur tiram.
Pada kehidupan alaminya jamur ini
tumbuh di hutan dan biasanya tumbuh berkembang dibawah pohon berdaun lebar atau
dibawah tanaman berkayu. Hal ini penting untuk jadi patokan dalam melakukan
budidaya jamur tiram dan perlu diingat Jamur Pleurotus ini tidak memerlukan
cahaya matahari yang banyak .
Jamur
tiram adalah salah satu jamur yang sangat laku di pasaran saat ini sebagai
salah satu bahan makanan. Namun jamur tersebut sangatlah sulit untuk ditemukan
di alam saat ini dan kemunculannya juga hanya sedikit. Dari sebab itu di
perlukanlah suatu budidaya jamur tiram untuk memenuhi permintaan pasar. Dan tidak
sedikit jamur yang berasal dari indonesia di impor ke luar negeri.
Selain sebagai bahan makanan
produksi jamur tiram juga dapat menjadi sebuah usaha menjanjikan dan dapat
mengurangi penganguran yang ada saat ini karena pengangguran setiap tahun
semakin meningkat.
B.
Rumusan
masalah
Dalam
pembuatan makalah tentang pembudidayaan jamur tiram ini, kami mengangkat
masalah, antara lain :
1.
Bagaimana
cara pembudidayaan dan perawatan jamur tiram ?
2.
Apa saja jenis-jenis jamur tiram ?
3.
Bagaimana mencegah hama atau penyakit pada
jamur tiram ?
4.
Apa manfaat jamur tiram bagi tubuh manusia ?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui bagaimana proses
pembudidayaan jamur tiram.
2.
Mengetahui persiapan yang diperlukan
saat pembudidayaan jamur.
3.
Mengetahui cara pengendalian hama
penyakit dalam proses pembudiyaan..
D.
Manfaat
Penyusun mengharapkan dengan disusunnya
makalah ini dapat membantu semua orang yang mencari informasi cara
pembudidayaan jamur baik secara teori maupun praktik.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A.
Pengertian
Jamur Tiram
Jamur tiram
sangat cocok untuk daerah beriklim tropis seperti Indonesia. Investasi yang
dibutuhkan untuk memulai usaha budidaya jamur tiram cukup murah dan bisa
dilakukan bertahap. Bagian tersulit adalah pembuatan baglog, media tanam yang
telah diberi dengan bibit jamur.
Nama latin jamur
tiram adalah Pleurotus ostreatus, termasuk dalam kelompok Basidiomycota.
Disebut jamur tiram karena bentuk tajuknya menyerupai kulit tiram. Berwarna
putih berbentuk setengah lingkaran. Di alam bebas, jamur tiram putih biasa
ditemukan pada batang-batang kayu yang sudah lapuk. Mungkin karena itu, jamur
tiram sering disebut jamur kayu.
Usaha budidaya jamur tiram
seringkali mengalami kegagalan karena teknik dan cara budidaya yang kurang
benar. Meskipun gampang, perlu diperhatikan faktor-faktor seperti lingkungan,
kebersihan, serta konsistensi selama perawatan. Jika faktor-faktor tersebut
tidak bisa dipenuhi dengan baik maka hasilnya pun kurang optimal bahkan besar
kemungkinan berpotensi mendatangkan kegagalan.
Jamur tiram putih berwarna putih
agak krem dengan diameter tubuh 3-14 cm. Jamur ini memiliki miselium.
Tubuh buah jamur inilah yang bernilai ekonomis tinggi dan menjadi tujuan dari
budidaya jamur tiram. Teknik budidaya jamur tiram mulai dari persiapan hingga
pasca panen sangat perlu diperhatikan agar pelaku usaha benar-benar memahami
sehingga lebih menguasai dalam pemeliharaan maupun pengendalian hama tanaman
B. Asal usul jamur tiram
Budidaya Jamur Tiram mulai
dikenal sebagai bahan pangan sejak 3.000 tahun lalu. Saat itu, jamur tiram
digunakan sebagai hidangan populer bagi para raja di mesir. Masyarakat umum
pada masa itu dilarang mengonsumsi jamur tiram karena ketersediannya masih terbatas.
Berkat kelezatanya, budidaya jamur tiram diabadikan dalam bentuk
relief di salah satu bagian kerja Prague castle di saint vitus cathedral di
kota praha. Relief ini di buat tahun 925 SM, bercerita mengenai ratu pertama
yang menganut agama nasrani. Keluarga kerajaan merayakannya dengan menikmati
kelezatan hidangan jamur tiram. Jamur juga dikonsumsi untuk pengobatan herbal
bagi para raja dan bngsawan di negeri cina pada masa dinasti shu atau sekitar
2.400 tahun lalu. Jamur yang di gunakan saat itu adalah jamur ling zhi. Selain
jamur ling zhi, jamur kuping juga
sudah dimanfaatkan sebagai bahan obat herbal. Beberapa bangsa di dunia seperti
yunani, rusia, dan meksiko percaya bahwa mengonsumsi jamur tiram dapat
memberikan kekuatan super. Usaha Budidaya Jamur tiram yang mereka konsumsi
umumnya diperoleh dari kayu-kayu lapuk saat pergantian musim.
Awal mula budidaya jamur tiram di
Indonsesia awalnya pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap jamur tiram komsumsi hanya
mengandalkan ketersediaan alami. Dengan cara seperti itu, jumlah jamur tiram
yang di peroleh dari pembudidaya jamur tiram sangat terbatas dan hanya tersedia
pada musim tertentu. Di negara tropis seperti Indonesia, budidaya jamur tiram
hanya tumbuh secara alami pada musim hujan. Inisiatif untuk membudidayakan
jamur konsumsi muncul saat masyarakat menyadari kebutuhan terhadap jamur tiram
semakin meningkat, tetapi persediaan di dalam semakin terbatas.Jamur merang sebagai
salah satu jamur konsumsi mulai di budidayakan di Indonesia pada tahun 1955.
Jamur champignon baru mulai dibudidayakan secara komersial di Indonesia sekitar
tahun 1970. Kegiatan ini di lakukan oleh PT Mantrust yang membuka perkebunan
jamur di daratan tinggi Dieng, Jawa Tengah. Awalnya bibit jamur di impor dari
Amerika Serikat, Jepang, Korea, dan Taiwan. Pada saat itu, hampir sebagaian
besar hasil budi daya diekspor ke luar negeri dalam bentuk kalengan.
Setelah jamur champignon, baru
kemudian tahun 1990 jamur kuping dan
jamur shiitake ramai dibudidayakan sebagai komoditas bernalia jual tinggi. Di
Indonesia, budidaya jamur tiram mulai dirintis dan diperkenalkan kepada para
petani tahun 1988, khususnya pada petani di Cisarua, Jawa Barat. Pada waktu itu
petani dan pengusaha budidaya jamur tiram masih sangat sedikit. Sekitar tahun
1995,petani bunga, peternak ayam, dan peternak sap mulai beralih menjadi petani
budidaya jamur tiram meski masih dalam skala rumah tangga. Dalam
perkembangannya, beberapa industri skala rumah tangga bergabung hingga
terbentuk CV dan memiliki badan hukum. Indonesia sendiri termasuk salah satu
Negara yang dikenal sebagai “gudang jamur” di dunia. Dari sekian banyak jenis
jamur pangan, jamur merang salah
satu yang paling banyak dibudidayakan petani. Alasannya, karena lebih mudah
dibudidayakan dan siklus hidupnya lebih pendek, yakni hanya satu bulan. Menurut
data masyarakat Agribisnis Jamur Indonesia (MAJI) bahwa produksi jamur merang
mendominasi 55-60% dari total produksi jamur nasional. Jamur tersebut banyak
dibudidayakan di sentra penanaman padi seperti di Kerawang, Jawa Barat, Karena
budidaya jamur ini menggunakan merang sisa panen padi sebagai media tanamnya.
Tahun 1980-an produksi budidaya jamur merang di kawasan Bekasi dan Karawang
telah berkembang dengan cukup baik. Sayangnya, saat itu system produksi dan
pemasarannya belum dikembangkan dengan baik sehingga pada tahun 1990-an
produksinya sempat merosot.
C. Macam-macam jamur tiram
1.
Jamur
Tiram Putih
Jamur
tiram putih (Pleurotus ostreatus) atau white mushroom juga dikenal dengan
istilah jamur shimeji (Jepang). Di antara anggota pleurotus, jamur inilah yang
dikenal sebagai jamur tiram. Sekujur buah berwarna putih karena sporanya tak
berwarna. Diameter tudung jamur dewasa antara 3 sampai 8 cm. Permukaan tudung
licin dan agak berminyak. Lihat gambar 1.1
Pada kondisi lembab tepiannya
bergelombang. Rasanya enak, gurih, dan agak kenyal. Rasanya mirip daging ayam.
Ia mudah menyerap zat sehingga bila diberi bumbu, maka rasanya pun mengikuti.
Dari beberapa jenis jamur tiram, jamur tiram putih paling banyak dan populer
dibudidayakan di Indonesia, serta paling banyak di jual di pasaran, baik pasar
swalayan maupun pasar tradisional.
2.
Jamur Tiram Kuning
Jamur
Tiram Kuning (Pleurotus citrinipileatus) tudungnya berdiameter 2 sampai 5
cm berwarna kuning cerah bak emas
sehingga dijuluki golden oyster alias jamur tiram emas. Lihat gamabar 1.2
Saking cantiknya, banyak yang enggan memasak
jamur kuning karena lebih senang memajang seperti tanaman hias. Padahal,
rasanya nutty, seperti kacang mete, meski warna sedikit memudar ketika dimasak
Ekstrak jamur tiram kuning bersifat
antioksidan dan anthiperlipidemia. Jamur emas mengandung lektin yang berkhasiat
anti tumor. Hasil penelitian di China, dengan memasukkan 5 mg lektin per bobot
tubuh tikus pengidap sarkoma, mampu menghambat pertumbuhan tumor hingga 80%.
Selain itu, ekstrak gilikoprotein dari jamur tiram kuning berdosis 12,5 mg/ml
ampuh menghadang proliferasi sel kanker leukimia. Ia pun bisa dimanfaatkan
sebagai afrodisiak, yaitu pembangkit gairah laki-laki.
3.
Jamur
Tiram Abu-Abu
Tiram abu-abu (Pleurotus sayor caju)
warna tudung atau tubuh buahnya abu-abu (shimeji grey), dengan diameter tudung
antara 4 sampai 12 cm. Jumlah cabangnya agak sedikit. Mikologi penggolongannya
sama dengan jamur tiram putih, perbedaannya hanya pada spesiesnya. Jamur ini
agak sulit dtiemui di pasar dan amat sedikit yang membudidayakaannya. Kelebihan
jamur tiram abu-abu adalah bercitarasa agak manis. Lihat gambar 1.3
4.
Jamur
Tiram Merah
Jamur tiram merah (Pleurotus
flabellatus) dijepang dikenal dengan nama sakura shimeji karena tudungnya
berwarna kemerahan. Tudung atau tubuh buahnya agak tebal dan jumlah cabangnya
dalam satu rumpun lebih sedikit. Diameter tudung antara 5 sampai 10cm. Lihat
gambar 1.4.
Sosok tiram merah muda tak kalah
cantik. Warna pink terlihat jelas saat jamur masih muda dan perlahan memudar
seiring pertambahan umur. Saat dimasak warnanya lekas hilang karena panas. Ahli
kuliner memanfaatkan tiram merah muda sebagai pengisi salad supaya warna
semarak. Ia bisa dimanfaatkan untuk mengobati penyakit yang berhubungan dengan
darah.
5.
Jamur
Tiram Cokelat
Jamur tiram cokelat (Pleurotus
cytidiosus) dikenal dengan nama jamur abalon. Warna tudungnya keabu abuan
sampai abu abu kecoklatan. Diameternya antara 4 sampai 10 cm. Jamur tiram
coklat lebih gurih dan dagingnya lebih segar dengan aroma yang cukup tajam.
Jamur tiram cokelat mempunyai rumpun yang sangat sedikit dibandingkan dengan
jamur tiram putih dan jamur tiram abu-abu, tetapi tudungnya lebih tebal dan
daya simpannya lebih lama. Lihat gamabar 1.5.
6.
Jamur
Tiram Raja
Jamur tiram raja (Pleurotus
umbellatus) disebut juga king oyster. Jamur ini tidak bercabang sehingga tidak
banyak individu yang terbentuk. Jamur tiram raja memiliki batang yang tebal dan
memiliki tekstur yang kenyal dan rasa sedikit manis. Jamur tiram ini memiliki
daya simpan yang lebih panjang dibandingkan dengan varietas jamur tiram
lainnya. Lihat gambar 1.6.
Budidaya Jamur Tiram Raja telah
berkembang pesat di Asia Tenggara selama dekade terakhir. Tahun 1993,
perusahaan di Cina, Taiwan dan Jepang telah mulai memproduksi secara komersial
jamur tiram yang lezat ini. Jamur Tiram King dijual segar di pasar lokal dan
diekspor kering atau dalam stoples. Jamur ini dapat ditemukan dalam bentuk kering
di toko-toko khusus Cina.
7.
Jamur
Tiram Biru
Ada satu lagi sebenarnya, yaitu
jamur tiram biru, namun karena keterbatasan referensi maka kami belum bisa
membahasnya. Gambar jamur tiram biru bias dilihat pada gambar 1.7
Dari beberapa jenis jamur tiram yang
telah disebutkan diatas, jamur tiram putih, abu-abu, dan cokelat paling banyak
dibudidayakan karena mempunyai sifat adaptasi dengan lingkungan yang baik dan
tingkat produktivitasnya cukup tinggi. Jenis-jenis jamur tersebut mempunyai
sifat pertumbuhan yang hampir sama, namun masing-masing mempunyai kelebihan dan
kekurangan.
a.
Jamur
tiram putih tumbuh membentuk rumpun dalam satu media. Setiap rumpun mempunyai
percabangan yang cukup banyak. Daya simpannya lebih lama dibandingkan dengan
jamur tiram abu-abu, meskipun tudungnya lebih tipis dibandingkan dengan jamur
tiram cokelat dan jamur tiram abu-abu.
b.
Jamur tiram cokelat mempunyai rumpun yang
sangat sedikit dibandingkan dengan jamur tiram putih dan jamur tiram abu-abu,
tetapi tudungnya lebih tebal dan daya simpannya lebih lama.
c.
Jamur
tiram abu-abu mempunyai rumpun paling banyak dibandingkan dengan jamur tiram
cokelat maupun jamur tiram putih, tetapi jumlah cabangnya sedikit dan lebih
tipis dibandingkan dengan jamur tiram cokelat. Daya simpannya paling pendek.
D. Pembudidayaan jamur tiram
1.
Persiapan Penanaman
Jamur Tiram
Sebelum melakukan penanaman, hal-hal yang menunjang budidaya jamur tiram
harus sudah tersedia, diantaranya rumah kumbung baglog, rak baglog, bibit jamur
tiram, dan peralatan budidaya. (Bisa Anda lihat di artikel Persiapan Usaha
Budidaya Jamur Tiram). Usahakan budidaya jamur tiram menggunakan bibit
bersertifikat yang dapat dibeli dari petani lain atau dinas pertanian setempat.
Peralatan budidaya jamur tiram cukup sederhana, harga terjangkau, bahkan kita
bisa memanfaat peralatan dapur.
Untuk mengoptimalkan hasil dalam usaha budidaya jamur tiram di dataran
rendah dapat dilakukan dengan modifikasi terhadap bahan media dan takarannya,
yakni dengan menambah atau mengurangi takaran tiap-tiap bahan dari standar
umumnya. Dalam usaha skala kecil, eksperimen dalam menentukan takaran bahan
media merupakan hal yang sangat penting guna memperoleh takaran yang pas. Hal
ini mengingat jamur yang dibudidayakan di lingkungan tumbuh berbeda tentu
membutuhkan nutrisi dan media yang berbeda pula tergantung pada kondisi
lingkungan setempat. Hingga saat ini belum ada standar komposisi media untuk
budidaya jamur tiram di dataran rendah, sehingga petani memodifikasi media dan
lingkungan berdasarkan pengalaman dan kondisi masing-masing.
Sebagai media tumbuh jamur tiram, serbuk gergaji berfungsi sebagai penyedia
nutrisi bagi jamur. Kayu yang digunakan sebaiknya kayu keras karena serbuk
gergaji kayu jenis tersebut sangat berpotensi dalam meningkatkan hasil panen
jamur tiram. Hal ini karena kayu keras banyak mengandung selulosa yang
dibutuhkan oleh jamur. Jenis-jenis kayu keras yang bisa digunakan sebagai media
tanam jamur tiram antara lain sengon, kayu kampung, dan kayu mahoni. Untuk
mendapatkan serbuk kayu pembudidaya harus memperolehnya ditempat penggergajian
kayu. Sebelum digunakan sebagai media biasanya sebuk kayu harus dikompos
terlebih dahulu agar bisa terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga
mudah dicerna oleh jamur. Proses pengomposan serbuk kayu dilakukan dengan cara
menutupnya menggunakan plastik atau terpal selama 1-2 hari. Pengomposan
berlangsung dengan baik jika terjadi kenaikan suhu sekitar 50 derajat C.
Alternatif bahan yang bisa digunakan untuk mengganti serbuk kayu adalah
berbagai macam ampas, misal ampas kopi, ampas kertas, ampas tebu, dan ampas
teh. Namun, berdasarkan pengalaman petani jamur tiram di dataran rendah, media
yang baik untuk digunakan tetap serbuk gergaji kayu.
Media berupa dedak/bekatul dan tepung jagung berfungsi sebagai substrat dan
penghasil kalori untuk pertumbuhan jamur. Sebelum membeli dedak dan tepung
jagung, sebaiknya pastikan dahulu bahan-bahan tersebut masih baru. Jika memakai
bahan yang sudah lama dikhawatirkan sudah terjadi fermentasi yang dapat
berakibat pada tumbuhnya jenis jamur yang tidak dikehendaki. Berdasarkan hasil
penelitian, penggunaan dedak maupun teung jagung memberikan kualitas hasil
jamur yang sama karena kandungan nutrisi kedua bahan tersebut mirip. Namun,
penggunaan dedak dianggap lebih efisien karena bisa memangkas biaya dan
cenderung mudah dicari karena banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Kapur
(CaCo3) berfungsi sebagai sumber mineral dan pengatur pH. Kandungan Ca dalam
kapur dapat menetralisir asam yang dikeluarkan meselium jamur yang juga bisa
menyebabkan pH media menjadi rendah.
Wadah yang digunakan untuk meletakkan campuran media adalah kantong plastik
bening tahan panas (PE 0,002) berukuran 20 cm x 30 cm. Adapun komposisi media
semai adalah serbuk gergaji 100 kg; tepung jagung 10 kg; dedak halus atau
bekatul 10 kg; kompos 0,5 kg; kapur (CaCo3) 0,5 kg; dan air 50-60%. Ada dua hal
yang harus diperhatikan sebelum melakukan penanaman bibit jamur, yaitu
sterilisasi bahan dan sterilisasi baglog.
a.
Sterilisasi
Bahan
Sebelum
dicampur dengan media lain, serbu kayu dan dedak disterilisasi terlebih dahulu
menggunakan oven selama 6-8 jam pada suhu 100 derajat C. Dengan sterilisasi
tersebut selain mengurangi mikroorganisme penyebab kontaminsasi juga
menguranngi kadar air pada serbuk gergaji kayu. Dengan demikian, media menjadi
lebih kering. Kedua bahan tersebut kemmudian dicampur dan diberi air sekitar
50—60% hingga adonan menjadi kalis dan bisa dikepal. Air berfungsi dalam
penyerapan nutrisi oleh miselium. Air yang digunakan harus air bersih untuk
mengurangi resiko kontaminasi organisme lain dalam media. Dalam memasukkan
media ke dalam plastik, media harus benar-benar padar agar jamur yang
dihasilkan bisa banyak. Jadi pastikan bahwa bahan-bahan telah cukup padat di
dalam plastik dengan cara menekan—nekan adonan hingga benar-benar padat,
kemudian bagian atas kantong dipasang cincin paralon dan selanjutnya kantong
plastik ditutup dengan sumbat kapas dan diikat dengan karet.
b.
Sterilisasi
Baglog
Sterilisasi
baglog dilakukan dengan cara memasukkan baglog ke dallam autoclave atau
pemanas/steamer dengan suhu 121 derajat C selama 15 menit. Untuk mengganti
penggunaan autoclave atau streamer, dapat menggunakan drum dengan kapasitas
besar atau mampu menampung sekitar 50 baglog dan dipanasi di atas kompor minyak
atau dapat juga menggunakan oven. Memang, sterilisasi baglog menggunakan drum
memakan waktu lebih lama, yaitu sekitar 8 jam, tetapi dianggap lebih menghemat
biaya.
Setelah
proses sterilisasi selesai, baglog kemudian didinginkan, yakni dengan mematikan
alat sterilisasi dan membiarkan suhunya turun sedikit demi sedikit. Setelah
proses pendinginan, baru kemudian dilakukan penanaman bibit jamur.
2.
Cara
penanaman
a.
Menyiapkan
kumbung
Kumbung atau rumah jamur adalah
tempat untuk merawat baglog dan menumbuhkan jamur. Kumbung biasanya berupa
sebuah bangunan, yang diisi rak-rak untuk meletakkan baglog. Bangunan tersebut
harus memiliki kemampuan untuk menjaga suhu dan kelembaban. Kumbung biasanya
dibuat dari bambu atau kayu. Dinding kumbung bisa dibuat dari gedek atau papan.
Atapnya dari genteng atau sirap. Jangan menggunakan atap asbes atau seng,
karena atap tersebut akan mendatangkan panas. Sedangkan bagian lantainya
sebaiknya tidak diplester. Agar air yang digunakan untuk menyiram jamur bisa
meresap. Di dalam kumbung dilengkapi dengan rak berupa kisi-kisi yang dibuat
bertingkat. Rak tersebut berfungsi untuk menyusun baglog. Rangka rak bisa
dibuat dari bambu atau kayu. Rak diletakkan berjajar. Antara rak satu dengan
yang lain dipisahkan oleh lorong untuk perawatan. Ukuran ketinggian ruang antar
rak sebaiknya tidak kurang dari 40 cm, rak bisa dibuat 2-3 tingkat. Lebar rak
40 cm dan panjang setiap ruas rak 1 meter. Setiap ruas rak sebesar ini bisa
memuat 70-80 baglog. Keperluan rak disesuaikan dengan jumlah baglog yang akan
dibudidayakan.
Sebelum baglog dimasukkan kedalam
kumbung, sebaiknya lakukan persiapan terlebih dahulu. Berikut
langkah-langkahnya:
·
Bersihkan
kumbung dan rak-rak untuk menyimpan baglog dari kotoran.
·
Lakukan
pengapuran dan penyemprotan dengan fungisida di bagian dalam kumbung. Diamkan
selama 2 hari, sebelum baglog dimasukkan ke dalam kumbung.
·
Setelah
bau obat hilang, masukkan baglog yang sudah siap untuk ditumbuhkan. Seluruh
permukaannya sudah tertutupi serabut putih
b.
Menyiapkan baglog
Baglog
merupakan media tanam tempat meletakkan bibit jamur tiram. Bahan utama baglog
adalah serbuk gergaji, karena jamur tiram termasuk jamur kayu. Baglog dibungkus
plastik berbentuk silinder, dimana salah satu ujungnya diberi lubang. Pada
lubang tersebut jamur tiram akan tumbuh menyembul keluar. Pada usaha budidaya
jamur tiram skala besar, petani jamur biasanya membuat baglog sendiri. Namun
bagi petani pemula, atau petani dengan modal terbatas biasanya baglog dibeli
dari pihak lain. Sehingga petani bisa fokus menjalankan usaha budidaya. Saat
ini, baglog jamur tiram yang berbobot sekitar 1 kg dijual dengan harga Rp.
2.000-2.500. Jika ingin membuat baglog
sendiri. Dapat dilihat di point selanjutnya.
c.
Menyiapkan bahan dan cara membuat
·
Pilih
bibit yang telah teruji, cara mengetahuinya dari nilai BER (biological ratio)
jamur. Untuk jamur tiram BER nya sekitar 75%.
·
Membeli
dari instansi ternama yang memiliki sertifikasi atau dilegalkan pemerintah.
Miselium berwarna putih telah tumbuh penuh dan merata di media tumbuhnya. Bila
tidak merata, dikhawatirkan pada bagian yang tidak ditumbuhi miselium mudah
terkontaminasi.
·
Periksa
tanggal pembuatannya atau kadaluarsanya.
·
Mencari
informasi dari petani jamur yang sudah berhasil.
·
Membuat
100 kg media jamur tiram dibutuh kan 80 kg serbuk gergaji kayu, 10-15 kg
bekatul, dan 3 kg kapur semua bahan-bahan tersebut aduk sampai merata, kemudian
tambahkan air sekitar 60%. Untuk mengetahui media sudah tercampur dengan baik,
cara mengetesnya apabila digenggam tidak keluar air dan apabila dilepas tidak
pecah. Ukuran diatas cukup untuk 100 baglog. Lihat gambar 2.1
·
Setelah
semua tercampur dengan baik, masukkan kedalam plastik baglog. Isi plastic
baglog hingga padat, namun saat pengisian baglog jangan terlalu ditekan karna
dapat memerusak plastik baglog. Lihat gambar 2.2. Setelah itu beri ring pada
ujung plastik baglog. Lihat gambar 2.3. Tutup plastik baglog dan tunggu selama
satu malam atau satu hari. Lalu kukus baglog tersebut kurang lebih 7 jam. Ambil
dan tiriskan . tunggu hingga baglog yang dikukus tadi mendingin.
·
Pemberian
bibit dilakukan setelah baglog dingin. Ambil bibit dengan alat yang sudah
disterilkan lalu masukkan kedalam baglog kira-kira satu sendok makan, lalu
ratakan. Lihat gamabar 2.4. Setelah itu. Tutup baglog dengan kertas.lalu beri
karet agar tidak lepas.penggunaan kertas berfungsi agar dapat terjadi sirkulasi
udara ke dalam baglog. Lihat gambar 2.5.
·
Semprot
ujung baglog dari kejauhan dengan air yang telah tercampur dengan pewangi
pakaian. agar hewan tidak mendekati media baglog tersebut. cukup lakukan satu
kali.
·
Letakkan
baglog pada kumbung yang telah disediakan.
·
Buka
penutup kertas tersebut apabila baglog sudah dibiarkan selama kurang lebih satu
bulan atau baglog telah putih merata.
3.
Cara perawatan baglog
Terdapat
dua cara menyusun baglog dalam rak, yakni diletakkan secara vertikal dimana
lubang baglog menghadap ke atas. Dan secara horizontal, lubang baglog menghadap
ke samping. Kedua cara ini memiliki kelebihan masing. Baglog yang disusun
secara horizontal lebih aman dari siraman air. Bila penyiraman berlebihan, air
tidak akan masuk ke dalam baglog. Selain itu, untuk melakukan pemanenan lebih
mudah. Hanya saja, penyusunan horizontal lebih menyita ruang. Pada awal
kami melakukan budidaya, pada kumbung no.1 kami isi dengan 10250 log, dan
menghasilkan 3722kg total atau rata-rata 363gram/log. Pada musim selanjutnya
log kami kurangi menjadi 9400 log dan menghasilkan 3800an kg atau rata-rata
400gram/log. Pengurangan log dalam kumbung ini ternyata memberikan ruang
sirkulasi udara yang lebih untuk penumbuhan tubuh buah dan terbukti mampu
memproduksi jamur lebih banyak. Memang
dalam perawatan baglog pada masa produksi yang perlu diperhatikan dengan baik
adalah :
·
Sirkulasi udara
·
Pencahayaan (jamur tidak butuh cahaya yang banyak)
tetapi kumbung juga tidak terlalu gelap
·
Kelembaban. Untuk pertumbuhan jamur yang baik
kelembaban adalah sekitar 85%.
·
Bersih dari kontaminasi asap dan C02.
·
Menjaga selalu kebersihan kumbung
·
Pengawasan terhadap hama
Intinya
adalah, jamur membutuhkan suasana yang lembab namun nyaman dari segi sirkulasi
udara. Indikator sederhananya, bila suasana di dalam kumbung cukup nyaman bagi
anda untuk bernafas, maka jamur dalam lingkungan yang baik untuk tumbuh.
Kumbung yang kurang baik hasil panennya biasanya memiliki sirkulasi udara yang
buruk. Beberapa dikarenakan jumlah log di dalam kumbung terlalu banyak sehingga
terkesan sesak.
Beberapa pertanyaan yang sering diajukan adalah sebagai berikut :
Ø Baglog
berhasil menumbuhkan miselium, tetapi tidak langsung memproduksi jamur, jika
ya, hanya sedikit dan lambat. Knapa ?
·
Penyebabnya 1 : Kondisi pertumbuhan tubuh buah kurang
baik dalam kumbung. Atasi dengan memeriksa temperatur dan kelembaban serta
sirkulasi oksigen dalam kumbung. Buka atau tutup pintu/jendela kumbung dan atur
hingga kondisinya sesuai.
·
Penyebab 2 : adanya kontaminasi bakteri, ulat, semacam
lintah, atau hama. Atasi dengan memeriksa kebersihan dan higinitas baglog dan
kumbung. Atur kondisi kelembaban, sirkulasi udara, penerangan, dan ventilasi.
Periksa dengan benar kebersihan dan baglog yang terkontaminasi. Segera buang
jika terdapat log kontaminasi.
·
Penyebab 3 : kemungkinan terdapat kontaminasi udara,
asap, racun (dari obat-obatan sayuran misalnya), gas chlorine. Atasi segera
dengan memindahkan asap, racun tersebut. Buatkan blower berupa exhaust fan dalam
kumbung untuk mengeluarkan gas tersebut.
Ø Jamur
berhasil terbentuk (dengan adanya pin head) tetapi pembentukan tubuh buah
terlalu lama. Bahkan tudung jamur gagal terbentuk (terlalu kecil)
·
Penyebabnya 1 : kemungkinan kurangnya cahaya (kondisi
terlalu gelap tanpa cahaya sama sekali). Atasi dengan mengatur penambahan
cahaya dengan jumlah yang tepat (kondisi tidak terlalu gelap). Yang penting
jamur tidak terkena sinar matahari secara langsung.
·
Penyebab 2 : kemungkinan terlalu banyak
karbondioksida. Pada saat produksi jamur, log mengeluarkan semacam gas yang
mengandung karbondioksida. Karena pertumbuhan tubuh buah memerlukan oksigen
(kondisi aerob), atur pergantian udara dalam kumbung dengan membuka atau
menutup pintu dan jendela kumbung.
·
Penyebab 3 : waktu inkubasi yang terlalu lama.
Sebaiknya pada saat miselium mencapai panjang 85 – 90% baglog, tutup baglog
sudah mulai dibuka. Adakalanya jika menunggu 100%, pertumbuhan tubuh buah malah
akan terlambat.
Beberapa tips tadi semoga berguna bagi para pelaku
pebudidaya jamur tiram. Memang masih banyak lagi tips yang mampu menambah hasil
panen yaitu dengan menambahkan zat-zat nutrisi untuk pertumbuhan. Namun intinya
untuk memperoleh hasil yang optimal, memang diperlukan perawatan yang baik.
Jamur Bisa tumbuh dengan bagus &
sempurna· kalau memenuhi tiga unsur :
1.
Kelembapan··· kisaran (95% – 100%) alat ukur Higrometer.
2.
Udara.
3.
Suhu Ruangan 22-24 Drajat Alat ukur thermometer.
Apabila ada kekurangan salah satu dari ke tiga unsur tersebut maka berakibat
sebagai berikut : Misalnya :
a.
Ruangan Kurang udara maka tangkai jamur lebih panjang· dari daun
·jamur bisa – bisa ·bisa naik keatas seperti (Terompet).
Cara mengatasinya yaitu buka sedikit
penutup samping rumah jamur/(Kumbung
Jamur) biar udara bisa masuk.
b.
Apabila suhu ruangan terlalu panas maka Jamur masih
kecil akan kering dan mati serta biasanya daun jamur bisa berwarna kuning
kekeringan· & pertumbuhan jamur bisa kurang normal.
Cara mengatasinya = Lakukan
penyemprotan dengan air (dikabut halus) seluruh ruangan baik atas, bawah,
samping dinding + Media intinya seluruh ruangan harus di semprot bertujuan biar
suhu ruangan bisa turun sampai 24-25 Drajat. Di usahakan suhu didalam ruangan
tidak panas. Apabila ujung daun jamur masih tetap kuning tempat kumbung jamur
harus di adakan penambahan seperti : depan, samping atau belakang kumbung jamur
dibuatkan teras/tritis bertujuan udara atau suhu ruangan ·luar tidak
panas. Sebelum melakukan penyemprotan sebaiknya ·jamur di panen dulu
Catatan : cara menyemprot
air jangan sampai masuk di depan Media baglog (Lubang cincin) karena bisa
mengakibatkan media baglog cepat busuk dan rusak. Apabila menjumpai kadar air
terlalu banyak di depan Media Baglog harus cepat di keluarkan airnya dengan cara
di miringkan Media tersebut bertujuan biar airnya keluar dari media tersebut.
c.
Apabila kelembapan tanah / ruangan terlalu tinggi maka
berakibat :
Biasanya Jamur terlalu basah &
Media bisa gampang busuk dan rusak.
Cara menggatasinya = Kurangi
perlakuan penyemprotan ruangan. Cukup tanahnya saja yang di siram.
3. Cara Memanen Jamur
Hal hal yang perlu kita lakukan saat memanen
jamur adalah sebagai berikut :
1. Usahakan
pakai pisau yg tidak berkarat yang bagus pakai pisau (Steenlis steel). Karena
Jamur untuk di konsumsi manusia. Jika pakai pisau yg berkarat bisa berbahaya
buat anggota tubuh.
2. Biarkan
jamur agak besar akan tetapi tidak besar dan terlalu tua ( Dengan ciri – ciri
lubang tengah di daun jamur sudah hilang. Sebab kalau jamur sudah tua kalau
tidak di panen besoknya daun jamur bisa Layu dan sudak rusak membusuk.
3. Ambil sampai
akar tangkai jamur ikut keluar jangan sampai akar tangkai jamur ketinggalan di
dalam Media Baglog. Sebab kalau ada tangkai jamur yang ketinggalan akan
menyebabkan busuk dan media baglog bisa rusak, di samping itu juga bisa
menghambat pertumbuhan jamur yang kedua dan seterusnya.
4. Perlakuan
membuka Belakang Media Baglog seharusnya tunggu setelah panen ke 2 atau ke3
biarkan pertumbuhan Missilium jamur maksimal terlebih dahulu (Warna putih di
Media Baglog). Sebab apabila terlalu cepat dibuka belakang kalau pertumbuhan
Missilium jamur kurang maksimal maka jamur bisa keluar (Ulat
/set/Belatung).
5. Sehabis
Panen Potong ujung tangkai jamur yg kotor.
6. Hasil panen
jamur taruh didalam kranjang dan di simpan di tempat yg sejuk jangan di tempat
yang panas. Bisa berakibat daun jamur kuning. Letakan di dalam ruangan kumbung
jamur di atas tanah di kasih alas sedikit.
7. Usahakan di
dalam ruangan kumbung jamur selalu di jaga kebersihanya.
E. Macam
dan pengendalian hama dan penyakit
HAMA dan PENYAKIT
Ada banyak sekali
jenis-jenis hama yang sering menyerang pada Jamur Tiram. Dan jika hama tersebut
sudah menyerang pada Jamur Tiram, bisa mengakibatkan kerugian bagi petani Jamur
Tiram. Datangnya hama bisa dikarenakan aroma dari Jamur Tiram yang khas
sehingga dapat mengundang berbagai macam hama pengganggu. Serangga atau hama
pengganggu dapat menghambat pertumbuhan jamur tiram, bahkan mengganggu
pertumbuhan miselium dan substratnya. Berikut ini ada beberapa hama yang sering
menggangu pertumbuhan jamur :
HAMA
v Megaselia:
larvanya akan memakan jamur
v Lycoriella:
problem yang paling sering terjadi. Larva benar-benar merusak. Genus ini mudah
diidentifikasi dari kepalanya yang hitam pada larva dan sayap. Umumnya muncul
dari udara atau tanaman sekitar. Jamur liar merupakan makanan alami mereka
v Mycophila:
larva berwarna oranye
v Heteropeza:
serangga sangat kecil
v Nematoda:
cacing berukuran sangat kecil dapat memakan jamur
v Tungau:
memakan jamur secara langsung dan menyebabkankerusakan jamur
v Hama
lain yang perlu diperhatikan adalah siput, cacing, tikus
Pencegahan
Hama
Pencegahan terhadap serangga dapat
dilakukan dengan cara memasang kawat kasa berukuran kecil pada bagian ventilasi
dan memasang plastik bening pada
bagian luar pintu untuk membiaskan cahaya sehingga serangga cenderung
menghindar dan menjauh dari kumbung. Bila upaya ini masih kurang, maka dapat
dilakukan upaya pengendalian serangga dengan cara memasang perangkap serangga
di dalam kumbung berupa lem yang dioleskan secara merata pada lembaran
kertas/plastik berwarna kuning.
PENYAKIT
v Tra.Trichoderma:
Jamur berwarna hijau ini umum menyerang jamur tiram. Umumnya berasal dari udara
atau dari pekerja.
v Verticillium:
Gelembung-gelembung kering menyebabkan distorsi dan bercak.
v Virus:
menyebabkan perubahan warna jamur
v Jamur
lendir: menjadikan penampakan jamur tidak menarik:
Pencegahan
Penyakit
Penyakit
pada jamur tiram biasanya disebabkan oleh fungi, kapang, bakteri ataupun virus.
Jamur tiram atau baglog yang terserang penyakit biasanya ditandai dengan
timbulnya noda-noda berwarna, berlendir, atau kerusakan fisik tubuh buah jamur
tiram sehingga tidak dapat dipanen. Secara umum, timbulnya penyakit pada jamur
ini disebabkan karena kurang sterilnya proses produksi mulai dari pembibitan
hingga inkubasi.
F. Manfaat
Jamur Tiram
·
Menjaga kesehatan Jantung
Dengan konsumsi jamur sebanyak satu porsi, telah menyediakan 20-40
persen asupan tembaga harian. Mineral ini berfungsi untuk melindungi jantung.
·
Menurunkan berat badan
Jamur kaya akan protein, namun memiliki kalori dan kolesterol rendah.
Kandungan air di dalamnya terbilang tinggi, lebih dari 80%. Makanan sehat ini
juga kaya akan serat. Semua fakta nutrisi ini menjadikan jamur sebagai makanan
yang baik untuk mengontrol berat badan.
·
Menurunkan risiko hipertensi dan stroke
Jumlah kalium yang terdapat di dalam jamur lebih tinggi dibandingkan
pisang ataupun jus jeruk. Mineral penting ini mencegah kenaikan tekanan darah
dan risiko stroke.
·
Aman bagi penderita Diabetes
Seseorang yang memiliki kadar gula darah tinggi, seharusnya melakukan
diet rendah energy. Jamur merupakan makanan paling ideal untuk pasien diabetes.
Selain rendah kolesterol dan karbohidrat, jamur tiram mengandung insulin alami
dan enzim yang menghambat penyerapan gula. Jamur juga mengandung senyawa yang
meningkatkan fungsi pancreas, organ hati dan kelenjar endokrinal lainnya. Jamur
memiliki antibiotik alami yang memberikan perlindungan bagi penderita diabetes
dari infeksi. Jamur dapat meningkatkan produksi sel-sel darah putih.
·
Mengatasi flu dan demam
Jamur shiitake telah lama digunakan untuk mengatasi demam dan flu di
Jepang dan China. Lentinan yang terkandung di dalam jamur shiitake, dapat
meingkatkan imunitas tubuh, serta membantu melawan infeksi.
·
Melawan radikal bebas
Jamur mengandung senyawa penting seperti niacin, riboflamin, dan
selenium. Antioksidan ini bekerjasama dengan vitamin E, melawan radikal bebas
yang dapat merusak sel-sel tubuh.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pembudidayaan
jamur tiram dilakukan dengan beberapa tahap. Diantaranya adalah :
·
Menyiapkan
kumbung atau rak untuk meletakkan baglog jamur.
·
Menyetrilkan
bahan-bahan pembuatan baglog.
·
Membuat
baglog dan melakukan pembibitan.
·
Melakukan
perawatan baglog hingga masa panen
·
Proses
pemanenan jamur tiram.
Jamur tiram terdiri dari berbagai variasi antara lain adalah
jamur tiram putih, kuning, abu-abu, merah, cokelat, raja, biru dan lain-lain.
Jamur tiram juga dapat terserang hama atau penyakit sehingga, dapat dilakukan
hal-hal pencegahan.
Jamur tiram sendiri juga memiliki manfaat bagi kesehatan
tubuh sehingga baik dikonsumsi oleh
manusia.
B.
Saran
Dalam
pembuatan makalah ini diperlukan penelitian yang benar dan tepat agar dapat
menghasilkan hasil yang akurat bagi pembaca. Sehingga diharapkan dapat
meminimalisir kegagalan yang akan dilakukan oleh pembaca. Selain itu dalam
pembudidayaan jamur tiram dilakukan dengan penuh kesabaran, ketelitian, serta
keuletan agar mendapatkan hasil yang diinginkan
LAMPIRAN
gambar 1.1 | |||
gambar 1.2
gambar 1.3
gambar 1.4